Tak Kenal Maka Tak Sayang

Sudah tidak asing ditelinga kita mendengar sebuah kata “tak kenal maka tak sayang”. Dengan kalimat tersebut, berarti sudah kita tebak betapa pentingnya perkenalan itu. Perkenalan sendiri bermakna berbagi informasi diri kepada yang lain dan menimbulkan hubungan timbal balik, itu menurut versi penulis. Hehehe.

Tetapi ada pertanyaan yang mengganjal, apakah jika sudah mengenal pasti sayang? Tentu saja tidak, perkenalan hanya tahap awal menuju rasa yang akan dirasakan. Jika perkenalan itu menarik, pasti akan menimbulkan ketertarikan, sebaliknya jika dalam sebuah perkenalan itu membosankan, tentunya akan menimbulkan kebosanan. Betul?

Nah? Sekarang kita kaitkan dengan perkenalan dalam sebuah pembelajaran. Pembelajaran membutuhkan perkenalan, agar apa yang akan dipelajari tidak menimbulkan kebosanan, dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan. Perkenalan yang baik tentunya dengan cara yang baik, lalu bagaimana jika berkenalan dengan sebuah buku yang terlanjur kita suka pada pandangan pertama? Tentunya kita harus mengenal buku itu, bagaimana cara mengenalnya? Ya harus dibaca dengan seksama? Hehehehe. Setelah dibaca, kita akan mengetahui dan kita akan merasakan sendiri, apakah perkenalan itu menghasilkan rasa cinta kita pada buku tersebut? Atau malah kita merasa bosan?

Intinya, jangan pernah berhenti mengenali sesuatu sebelum benar-benar mengenal, lanjutkan menelusuri. Dan jangan pernah berhenti mengenal sebuah buku, terus baca isinya, jika kita ingin mengenal buku itu, lanjutkan terus sampai akhir, setidak sukanya kita pada sesuatu buku, jika kita terus berusaha mengenali lebih dalam, pasti akan timbul rasa cinta.

Ketidak adanya rasa cinta dalam sebuah perkenalan, itu akibat dari ketidak seriusan kita mengenalnya. Siapapun orangnya, apapun bukunya, jika kita ingin suka dan cinta pada seseorang atau cinta pada sebuah pelajaran, jangan berhenti mengenalinya. Okey.

Posted in: tak kenal maka tak sayang